Gy3ZRPV8SYZ53gDjSFGpi7ej1KCaPY791pMbjB9m
Bookmark

Kualitas Udara Belum Membaik, Hujan Buatan Bukanlah Solusi

polusi jakarta

Sumber: Kompas.id

Upaya pemerintah untuk mengurangi polusi udara dengan hujan buatan terlihat belum terlalu efektif. Apakah langkah ini bisa menjadi solusi?

Permasalahan kualitas udara yang menghantui beberapa kota di Indonesia belakangan ini menjadi isu serius pemerintah.

Asap dari kendaraan bermotor dan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap menjadi penyebab utama mengapa kualitas udara menjadi sangat buruk.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah dan jajarannya berupaya untuk mengurangi polusi yang bercampur bersama udara.

Salah satunya dengan membuat hujan buatan yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Dengan dibuatnya hujan buatan, diharapkan air hujan mampu membawa polusi turun ke tanah dan bisa meningkatkan kualitas udara di DKI Jakarta dan beberapa wilayah lainnya.

Namun apakah langkah ini sudah tepat?

Yuk, langsung saja kita simak informasi lengkapnya berikut ini, melansir Pikiran-Rakyat.com.

Hujan Buatan oleh BMKG Bukan Solusi Atasi Polusi Udara

kualitas udara di jakarta tercemar polusi

Sumber: Shutterstock

Beberapa waktu yang lalu, BMKG menerapkan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) untuk dapat menurunkan hujan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Hasilnya dapat dilihat pada hari Minggu, 27 Agustus 2023 lalu dimana hujan turun cukup deras di sebagian besar wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Namun ternyata hujan tersebut belum mampu meningkatkan kualitas udara di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Ini terlihat dari hasil Air Quality Index atau AQI yang tercatat pada hari Senin, 28 Agustus 2023 yang masih mencatatkan angka 159 di Jakarta.

Ibu Kota Jakarta duduk di posisi kedua sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, berada di belakang Dubai, Uni Emirat Arab yang mencatatkan angka 165.

Hasil serupa tidak jauh berbeda pada Selasa, 29 Agustus 2023 lalu.

Jakarta berada di posisi kedua setelah Banglades dengan AQI  di angka 169.

Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta mencapai nilai 88,6.

Konsentrasi tersebut 17,7 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).

Kualitas udara yang tidak sehat ini pun diprediksi bakal terus terjadi hingga akhir Agustus 2023.

Tentunya fakta ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat untuk sama-sama mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fossil.

***

Nah, itulah tadi informasi singkat mengenai hujan buatan untuk mengurangi dampak polusi udara di beberapa kota besar.

Semoga artikel ini bermanfaat ya, Property People!

Kunjungi situs Rumah123.com untuk mendapatkan penawaran terbaik seperti di Nava Park.

Buka lembaran baru dan wujudkan impianmu, kami selalu #AdaBuatKamu.

Jangan sampai ketinggalan untuk mendapatkan berita dan tips terbaru mengenai dunia properti dalam negeri serta mancanegara di artikel Rumah123.com.

The post Kualitas Udara Belum Membaik, Hujan Buatan Bukanlah Solusi appeared first on Rumah123.com.

Posting Komentar

Posting Komentar

Posting Komentar